COVID-19, Pandemik yang mematikan seluruh aktivitas! #StayHealthy #StudyFromHome
Holla Foodies, gimana nih kabar kalian? stay safe ya sobat Foodies. Sehubung dengan keadaan saat ini, liputan edisi bulan ini akan membahas Virus Corona. Novel Corona Virus atau yang biasa dikenal dengan COVID-19 ini merupakan sebuah virus sebangsa dengan SARS yang menyerang sistem pernapasan manusia. Virus yang tiba-tiba mewabah di kota Wuhan, China pada 23 Januari 2020, namun kasus pertamanya pada November 2019. Mewabahnya virus ini di Wuhan ternyata menyebar dengan pesat hingga ke berbagai penjuru dunia. Hingga saat ini jumlah kasus di seluruh dunia sudah mencapai 2,9 juta dengan jumlah 828 ribu orang sembuh dan 204 ribu orang meninggal (26/04/20) sumber: https://www.worldometers.info/coronavirus/. Pada liputan kali ini kita akan memberikan update dari berbagai daerah mulai dari Indonesia hingga Taiwan.
Yuk Foodies kita simak dulu kondisi di Indonesia. Surabaya sendiri, sudah menjadi salah satu kawasan yang termasuk ke dalam red zone, meski begitu Surabaya belum menerapkan lockdown .“Surabaya udah masuk red zone, tapi gak sampe di lockdown. Aku masih melihat toko-toko masih pada buka, tapi tutup lebih awal jam 8 malam.” ujar Erstine, mahasiswa UKWMS yang stay di Surabaya. Setelah Surabaya, ada juga daerah yang sudah masuk dalam red zone, yaitu Semarang, dengan jumlah kasus yang telah mencapai 649, 63 meninggal dan 78 sembuh (26/04/20) sumber: http://corona.jatengprov.go.id/. “Melonjaknya kasus di kota Semarang tempat saya tinggal, dikarenakan banyak yang pulang kampung, sama seperti kota besar lainnya jalanan menjadi lenggang karena banyak WFH (Work From Home) dan SFH (School From Home), namun beberapa orang yang memang tetap harus bekerja, tetap bekerja dengan menggunakan perlindungan diri seperti masker dan membawa hand sanitizer. Gubernur Jawa Tengah, Pak Ganjar Pranowo, merupakan orang yang langsung turun tangan dalam penanganan kasus COVID-19. Semarang sendiri juga sempat terjadi panic buying, namun sudah tidak seekstrem saat awal sejak adanya himbauan dari pemerintah setempat.” ujar Bu Yulian. Berikutnya, dari daerah yang tidak masuk ke dalam daftar red zone yaitu ada Tarakan, Kalimantan Utara juga Sanggau, Kalimantan Barat. Meskipun Tarakan tidak masuk ke dalam daftar red zone, namun jalanan menjadi sepi, toko-toko pun tutup “di sini tidak ada supermarket, jadi kalau mau beli ikan atau kebutuhan harus ke pasar, orang-orang tidak mau karena takut berdesak-desakan, sehingga penghasilan berkurang drastis namun meski begitu masih tetap ada oknum-oknum yang nongkrong juga tidak menggunakan masker dan atau lainnya” ucap Zerlin. Di Sanggau sendiri, juga seperti kota-kota lainnya sempat terjadi panic buying, namun sudah tidak lagi terjadi. Informasi dari Tiara, salah satu ODP (orang dalam pengawasan) karena dari daerah terinfeksi.
Selain di Indonesia, wabah ini juga menjalar luas di negara-negara lainnya. Korea Selatan merupakan salah satu negara dengan kasus tertinggi yaitu 10.480. Bertepatan dengan mewabahnya virus Corona di Korea Selatan, pemerintah terpaksa harus memajukan pemilihan umum presiden yang terjadwal pada 15 April 2020. Selain itu, Korea Selatan sendiri juga menerapkan WFH dan SFH hingga akhir semester nanti, pemerintah menyediakan masker bagi warganya dengan jatah per orang hanya boleh mendapat maksimal 2 dengan sistem orang yang lahir di tahun yang angka berakhiran 0 dan 9 hanya dapat membeli di hari Senin, kecuali jika ada kebutuhan mendesak, sumber dari JunHo 21 tahun seorang mahasiswa di Korea Selatan.
Terakhir, ada dari negara Taiwan yang memiliki jumlah kasus 380 hingga saat ini, dengan hanya 5 orang yang telah meninggal sedangkan 80 telah pulih. Hal ini sendiri dapat terjadi karena pemerintah Taiwan yang gercep, “Ketika Februari, Taiwan sendiri sudah ada 5 hingga 9 kasus. Pemerintah Taiwan langsung bertindak, dengan meliburkan segala aktivitas selama 2 minggu, segala penanganan dilakukan oleh pemerintah, salah satu nya yaitu pemerintah langsung mengambil kendali akan peredaran masker juga hand sanitizer, sehingga semua pembelian barang-barang tersebut hanya dijual oleh pemerintah dan juga tiap warganya dijatah dalam membeli barang-barang tersebut, sehingga harga di Taiwan tidak melonjak dan tidak kekurangan. Sampai saat ini Taiwan hanya memiliki 380 kasus saja. Taiwan sendiri penyebarannya juga sudah mereda sehingga tidak terjadi lockdown, dengan peraturan jika keluar atau menggunakan fasilitas umum, wajib menggunakan masker jika tidak maka akan terkena denda juga orang-orang yang masuk ke Taiwan harus melakukan isolasi terlebih dahulu selama 14 hari baru kemudian boleh melakukan aktivitas seperti biasa.” Ujar Kevin.
Sekian liputan hasil wawancara dari berbagai daerah di Indonesia dan negara lainnya. Semoga bisa membantu teman-teman, juga menghilangkan sejenak rasa bosan akan karantina ini. Terima kasih Foodies, stay safe and stay healthy, sampai jumpa di liputan selanjutnya. (LAW)
Comments