Ekstraksi Tepung Karagenan
Gambar 1. Ilustrasi Tepung Karagenan
Sumber: Agroizone.com (2021)
Hello, Foodies! Apa yang terlintas di pikiran Foodies saat mendengar kata “Ekstraksi”? Ekstraksi merupakan suatu proses pemisahan bahan dari campurannya dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Proses ekstraksi dapat dihentikan ketika telah tercapainya kesetimbangan antara konsentrasi senyawa dalam pelarut dengan konsentrasi dalam sampel. Setelah proses ekstraksi pelarut dipisahkan dari sampel dengan penyaringan (Mukhriani, 2014). Metode ekstraksi dipilih tergantung dari sifat bahan dan senyawa yang akan diisolasi. Sebelum memilih metode ekstraksi perlu adanya penentuan target ekstraksi. Berikut ini beberapa target ektraksi, diantaranya yang pertama ada senyawa bioaktif yang tidak diketahui, yang kedua terdapat senyawa yang diketahui ada pada suatu organisasi, yang ketiga ada sekelompok senyawa dalam suatu organisme yang berhubungan secara struktural.
Gambar 2. Proses Pembuatan Tepung Karagenan
Sumber: Budiyati dan Hartono (2004)
Diagram alir di atas merupakan proses ekstraksi yang khususnya berasal dari tumbuhan yaitu pengelompokkan bagian tumbuhan, pengeringan dan penggilingan bagian tumbuhan, kemudian pemilihan pelarut, untuk pelarut polar ada air, etanol, methanol, dan sebagainya, untuk pelarut semipolar etil, asetat, diklorometan, dan sebagainya, sedangkan untuk pelarut nonpolar n-heksana, petroleum eter, kloroform. Salah satu produk pangan yang sering mengalami proses ekstraksi adalah tepung karagenan. Karagenan merupakan senyawa yang diekstraksi dari rumput laut. Karagenan terdapat di dalam dinding sel rumput laut. Karagenan dihasilkan dari proses ekstraksi rumput laut yang sebelumnya ditambahkan larutan alkali pada temperatur tinggi. Keunggulan dari karagenan sehingga dipilih menjadi salah satu bahan tambahan pangan antara lain karagenan memiliki potensi yang tinggi untuk dijadikan bahan pembentuk edible film, karagenan dapat membentuk gel yang stabil, karagenan mengandung kadar serat kasar cukup tinggi sehingga baik untuk pencernaan (Jumardi, 2020).
Gambar 3. Rumput laut (Eucheuma cottonii)
Sumber: News.Unair.ac.id (2020)
Karagenan dapat berfungsi sebagai stabilizer (penstabil), thickener (bahan pengental), pembentuk gel, pengemulsi dan lain-lain (Desiana dan Hendrawati, 2015). Karagenan biasanya dimanfaatkan sebagai pengenyal pada pembuatan bakso dan mie. Selain itu, karagenan juga dapat dimanfaatkan sebagai pengental pada saus seperti saus tomat. Karagenan juga dapat dimanfaatkan sebagai penstabil pada pembuatan es krim. Karagenan juga dapat digunakan pada pembuatan roti, lapisan gula dan jelly (Peranginangin et al, 2013).
Komposisi gizi dari 100 gram rumput laut menurut Data Komposisi Pangan Indonesia (2018) adalah 87 gram air, 41 kalori, 1,4 gram protein, 0,3 gram lemak, 8,1 gram karbohidrat, 2,2 gram serat, 3,2 gram abu, 80 mg kalsium, 20 miligram fosfor, 1,6 miligram besi, 250 miligram natrium, 380 miligram kalium, 0,20 miligram thiamin, 0,1 miligram niasin dan 7 miligram vitamin C.
Rumput laut yang dapat diekstrak menjadi karagenan berasal dari Eucheuma sp. salah satu contohnya yang paling umum diekstrak adalah Eucheuma cottonii. Eucheuma cottonii memiliki ciri fisik yakni memiliki thallus silindris, permukaan licin, cartilagenous. Warnanya tidak selalu tetap, kadang-kadang berwarna hijau, hijau kuning, abu-abu atau merah (Prasetyowati et al, 2008).
Nah Foodies.. sudah tau kan apa itu tepung karagenan dan bagaimana proses ekstraksinya. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan kalian ya! Sampai jumpa dalam artikel pangan selanjutnya, see you!
Daftar pustaka
Agrozine.id. (2021). Mengenal Metode Pengolahan Karaginan dari Rumput Laut. https://www.google.com/amp/s/agrozine.id/pengolahan-karaginan-dari-rumput-laut/amp/. Tanggal akses 14 April 2022.
Arrosyad, F. H. dan Alamsjah, M. A. (2020). Pengaruh Perbedaan Umur Rumput Laut Eucheuma Cottonii sebagai Bahan Material. http://news.unair.ac.id/2020/04/23/pengaruh-perbedaan-umur-rumput-laut-eucheuma-cottonii-sebagai-bahan-material-mdf/. Tanggal akses 20 April 2022
Budiyati, C. S. dan Hargono. (2004). Pengaruh solven alkali dalam pembuatan karaginan dari ekstrak Eucheuma spinosum dengan cara ekstraksi dan pengendapan. Jurnal Teknik Kimia, 8(1), 33-36.
Desiana, E., & Hendrawati, T. Y. (2015). Pembuatan Karaginan dari Eucheuma Cottonii dengan Ekstraksi KOH Menggunakan Variabel Waktu Ekstrak. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi, 1-7.
Jumardi, S. P. (2020). Kajian Faktor-Faktor Produksi terhadap Budidaya Rumput Laut. Guepedia.
Mukhriani. (2014). Ekstraksi, pemisahan senyawa, dan identifikasi senyawa aktif. Jurnal Kesehatan, 7(2), 361-367.
Peranginangin, R., Sinurat, E., & Darmawan, M. (2013). Memproduksi Karagenan dari Rumput Laut. Penebar Swadaya.
Prasetyowati., A, Corrine J., Agustiawan, D. (2008). Pembuatan tepung karaginan dari rumput laut (Eucheuma cottonii) berdasarkan perbedaan metode pengendapan. Jurnal Teknik Kimia, 2(15), 27-33.
ความคิดเห็น